Sabtu, 14 Februari 2015

Larutan Iodium I2

A.     Pembuatan Larutan I2

        Iod atau iodium (I2) adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod mudah larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut dalam air.
Ada 30 isotop yang sudah dikenali. Tapi hanya satu isotop yang stabil,127I yang terdapat di alam.       Isotop buatan 131I, memiliki masa paruh waktu 8 hari, dan digunakan dalam proses penyembuhan kelenjar tiroid. Senyawa yang paling umum adalah iodida dari natrium dan kalium (KI), juga senyawa iodatnya (KIO3).  Kekurangan iod dapat menyebabkan penyakit gondok.
      Senyawa iod sangat penting dalam kimia organik dan sangat berguna dalam dunia pengobatan. Iodida dan tiroksin yang mengandung iod, digunakan sebagai obat, dan sebagai larutan KI dan iod dalam alkohol digunakan sebagai pembalut luar. Kalium iodida juga digunakan dalam fotografi. Warna biru tua dengan larutan kanji merupakan karakteristik unsur bebas iod.
      Iodium sangat sedikit larut dalam air yaitu sekitar 0.00134 mol/liter pada suhu 25 derajat Celsius, tetapi agak larut dalam larutan yang mengandung ion Iodida. Iodium akan membentuk ion kompleks Tri Iodida dengan Iodida.
I2 + I-→I3-
Cara pembuatan larutan I2 adalah sebagai berikut :
  1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
  2. Timbang sebanyak 12.90 gram Iodium.
  3. Tambahkan 18.00 gram Kalium Iodida.
  4. Larutkan dengan 200 mL air.
  5. Setelah semua iodium larut encerkan larutan dengan air tersebut menjadi 1000 mL larutan.
     Suatu Kalium iodide berlebih ditambahkan untuk meningkatkan kelarutannya dan mengurangi penguapannya, karena larutan I2 yang hanya sedikit larut dalam air tetapi agak larut dalam larutan yang Ion Iodida sehingga ditambahkan I2 agar I2 dapat cepat larut. Biasanya antara 3-4% bobot KI ditambahkan larutan Iodium 0.1 N dan botol yang digunakan sebagai tempat penyimpanan harus tertutup dengan baik karena jika tertutup dengan baik maka I2 nya akan menguap. Iodium cenderung terhidrolisis dalam air, dengan membentuk asam-asam Hipoiodit.

           I2 + H2O → HIO + H+ +I-

     Sehingga hal-hal yang dapat meningkatkan derajat hidrolisis harus dihindari. Umumnya hal yang sangat mempengaruhi dari dejat hidrolisis itu adalah pH, semakin basa pH suatu larutan maka akan semakin tinggi derajat hidolisisnya yang menyebabkan larutan tersebut sangat mudah terhidrolisis sebaliknya, semakin asam pH suatu larutan maka derajat hidrolisisnya akan semakin kecil yang menyebabkan larutan tersebut sukar untuk terhidrolisis. Inilah kenapa titrasi tidak dapat dilakukan dalam larutan yang sangat basa. Larutan standar iodium harus disimpan dalam botol yang gelap. Ini dimaksudkan untuk mencegah pengurain HIO oleh cahaya matahari, karena memang sifat dari larutan I2 yang mudah terurai oleh cahaya.

         2HIO →2H+ + 2I- + O2 (g)

      Asam HIpoidit (HIO) kemungkinan juga dapat diubah menjadi Iodat dalam larutan basa.

       3HIO + 3OH- →2I- +IO3- +3H2O

      Larutan I2 memiliki beberapa kekurangan diantarnya yaitu larutan I2 mudah menguap, larutan I2 sangat mudah terurai oleh cahaya matahari sehingga konsentrasi dari larutan I2 ini tidak stabil dan perlu dilakukan staandarisasi selain itu juga preparasi contoh harus dilakukan dilakukan terlebih dahulu untuk mengurangi penguapan dan penguraian larutan I2 saat preparasi.

     Adapun fungsi penambahan KI, adalah :
-          Iodium sukar larut dalam air namun agak larut dalam larutan yang mengandung ion iodida sehingga akan membentuk senyawa kompleks Tri iodida dengan iodida.
      I + I → I₃⁻
-          KI berlebih ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan dan mengurangi penguapan iodium. Hal ini dikarenakan titik penguapan I lebih kecil dibandingkan dengan KI maupun senyawa kompleks Iodin.

B.     Standarisasi larutan I2                

       Standarisasi adalah suatu usaha untuk menentukan konsentrasi suatu larutan standar dengan tepat dengan menggunakan suatu bahan baku yang disebut bahan baku primer yang diketahui konsentrasinya secara pasti.
      Larutan iod merupakan bahan baku sekunder yang konsentrasinya tidak pasti. Hal ini dikarenakan larutan iod sendiri mudah terurai oleh cahaya dan mudah menguap. Sehingga diperlukannya standarisasi iod untuk mengetahui secara pasti konsentrasi nya. Larutan iod dapat di standarisasi dengan beberapa bahan baku primer diantaranya adalah AsO dan NaSO.
      Kali  ini yang akan dibahas adalah proses standarisasi dengan menggunakan bahan baku primer As2O3 :
Dasar:
     Dalam suasana netral atau sedikit alkalis (pH ±6,5 atau 7), Arsen Trioksida dapat dioksidasikan dengan I. Reaksi yang terjadi adalah reaksi reversible, akan tetapi dengan penambahan Natrium Bikarbonat, Asam Iodida yang terbentuk akan cepat dihilangkan dari larutan, sehingga reaksi akan bergeser dari kiri ke kanan. Dengan penambahan indikator kanji, titik akhirnya dari tidak berwarna menjadibir muda seulas.

  Reaksi:
            AsO + 2HO + I ↔ AsO + 4HI
            HI + NaHCO → NaI + HO + CO

Cara Kerja:
  1. Ditimbang  ±1,0 gram AsO dengan neraca.
  2. Dilarutkan dengan air suling sedikit ke dalam labu ukur.
  3. Ditambahkan ±10 mL NaOH 4N sedikit demi sedikit sambil di bilas.
  4. Ditambahkan ±3,0 gram NaHCO yang telah ditambahkan ke dalam labu ukur.
  5. Ditambahkan indikator PP ke dalam labu ukur
  6. Dinetralkan larutan dengan HSO 4N hingga warna larutan merah muda seulas.
  7. Dihimpitkan dan dihomogenkan.
  8. Dipipet 10 mL AsO
  9. Dipindahkan ke dalam erlenmeyer asah.
  10. Diencerkan dengan air suling hingga volume ±100 mL.
  11. Ditambahkan 3-4 tetes indikator kanji dan dikocok.
  12. Dititar dengan larutan I hingga TA (biru muda seulas). Dicatat dan dilakukan secara duplo.

8 komentar: