Sabtu, 14 Februari 2015

Iodometri & Iodimetri

A.     Pengertian Iodimetri

       Iodimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif volumetri berdasarkan redoks dimana senyawa dan pereaksinya bereaksi secara langsung atau sering disebut dengan Direct Titration.   Dalam proses penitaran, titran mengoksidasi titrat maka metode ini termasuk dalam oksidimetri dan menggunakan penambahan indikator kanji di awal titrasi.
      Dalam reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor ,sebab bila suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya  (melepaskan electron ), maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap electron) ,jadi tidak mungkin hanya ada oksidator ataupun reduktor. Dalam metoda analisis ini , analat (titrat) dioksidasikan oleh I2 , sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodide, dengan kata lain I2 bertindak sebagai oksidator dengan reaksi:
               I2 + 2 e -  → 2 I-
      Karena iodimetri merupakan suatu penentuan kuantitatif, maka yang dicari adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sample atau terbentuk dari hasil reaksi antara sample dengan ion iodide.
Contoh senyawa yang dapat ditetapkan dengan iodimetri adalah : Sn2+, As3+, Zn2+, Hg2+, Pb2+, ion sulfit, glukosa (dan gula-gula pereduksi lain), vitamin C.

B.     Proses Iodimetri

Proses titrasi dengan menggunakan larutan Iod (I2) dapat dibedakan menjadi dua yaitu
a)      Proses tidak langsung (Iodometri)

      Proses Iodometri adalah suatu titrasi tidak langsung dimana titrasi menggunakan larutan standar Na2S2O3 sebagai  penitar. Penambahan indikator kanji di akhir di karenakan kanji akan mengadsorbsi I2 dalam larutan. Sehingga I2 tidak dapat bereaksi dengan Na2S2O3.

b)      Proses langsung (Iodimetri)

     Suatu titrasi langsung dimana titrasi menggunakan kanji di awal penitaran.  Sebagai larutan standar digunakan I2. Penambahan indikator kanji di awal di karenakan kanji tidak akan mengadsorbsi I2 dalam larutan. Zat-zat yang mungkin dititrasi dengan metode ini adalah zat yang merupakan pereaksi pereduksi (reduktor) yang cukup kuat dititrasi secara langsung dengan menggunakan larutan Iodium diantaranya adalah Tio (Na2S2O3), Arsenat (III), Antimon (III), Sulfida, Sulfit, Timah-Putih (II) dan Ferisianida (Fe(CN)2.

C.   Perbedaan Iodometri & Iodimetri

      Meski Iodometri dan Iodimetri memiliki beberapa persamaan dan juga merupakan termasuk kedalam metoda redoks tetapi keduanya memilki beberapa perbedaan diantaranya :

Iodometri
Iodimetri
Termasuk kedalam Reduktometri
Termasuk kedalam Oksidimetri
Larutan  Na2S2O3 (Tio) sebagai penitar (Titran)
Larutan  I2  sebagai Penitar (Titran)
Penambahan Indikator Kanji disaat mendekati titik akhir.
Penambahan Indikator kanji saat awal penitaran
Termasuk kedalam Titrasi tidak langsung
Termasuk kedalam Titrasi langsung
Oksidator sebagai titrat
Reduktor sebagai titrat
Titrasi dalam suasana asam
Titrasi dalam suasana sedikit basa/netral
Penambahan KI sebagai zat penambah
Penambahan NaHCO3 sebagai zat penambah
Titran sebagai reduktor
Titran sebagai oksidator

            Selain itu juga terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari  metode iodimetri yaitu sebagai berikut :
Kelebihan :
  1. Penitaran berlangsung lebih cepat karena titrat dan titran langsung bereaksi.
  2. Penambahan kanji diawal titrasi.
  3. Warna titik akhir lebih mudah teramati dari tidak berwarna menjadi biru.
Kekurangan :
  1. Penitarnya mudah terurai oleh cahaya sehingga preparasi contoh harus dilakukan terlebih dahulu.
  2. Pada saat titrasi dikhawatirkan kehilangan ion iod.
  3. Dalam keadaan asam, larutan iod dapat dioksidasi oleh udara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar