Kamis, 18 Desember 2014

Destilasi


Destilasi adalah suatu proses pemisahan yang sangat penting dalam berbagai industri kimia. Operasi ini bekerja untuk memisahkan suatu campuran menjadi komponen-komponennya berdasarkan perbedaan titik didih. Destilasi ini selalu digunakan untuk memisahkan minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya, memisahkan suatu produk kimia dari pengotornya, dan sangat diperlukan dalam industri obat-obatan.

Cara kerja destilasi
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah satu larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi komponen-komponen tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi adalai komposisi uap harus berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap.


Tahap destilasi
  1. Evaporasi : memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
  2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen dengan titik didih lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen lain yang kurang volatil.
  3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.

Macam - macam destilasi

1. Destilasi sederhana


    Teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.

2. Destilasi bertingkat

   Untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang dekat.

3. Destilasi azeotrop

   Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit dipisahkan) biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.

4. Destilasi uap

   Memisahkan zat senyawa cair yang tidak larut dalam air dan titik didihnya cukup tinggi sedangkan zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan (rearrangement). Destilasi uap adalah istilah umum untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air.

5. Destilasi vakum

    Memisahkan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi, metode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1atm sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendestilasinya tidak terlalu tinggi.

Senin, 08 Desember 2014

TEORI ASAM DAN BASA

A. MENURUT ARRHENIUS

    Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam danbasa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - .

HCl ==> H + + Cl -
NaOH ==> Na + + OH -

  Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalami hambatan berat karena profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya dimulai tahun 1880, diajukan pada 1883, meskipun diluluskan teorinya tidak benar. Setelah mendapat bantuan dari Van’ Hoff dan Ostwald pada tahun 1887 diterbitkan karangannya mengenai asam basa. Akhirnya dunia mengakui teori Arrhenius pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk ilmu pengetahuan.

  Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal tersebut merupakan model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan daya hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan arus listrik kalau mengandung ion, jadi semakin banyak asam yang terionisasi berarti makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah merupakan elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam lenyataan pada zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan berlaku secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrhenius sebagai berikut:

NH4OH ==> NH 4 + + OH -

   Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang mengandung H + dan basa adalah spesi yang mengandung OH -, dengan asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa: 

   Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H + .
   Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH - .

Contoh:
1) HCl(aq) --> H + (aq) + Cl - (aq)
2) NaOH(aq) --> Na + (aq) + OH - (aq)

B. MENURUT BRONSTED-LOWRY

Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.
   Teori asam basa dari Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua pelarut, karena khusus untuk pelarut air. Begitu juga tidak sesuai dengan reaksi penggaraman karena tidak semua garam bersifat netral, tetapi ada juga yang bersifat asam dan ada yang bersifat basa.

    Konsep asam basa yang lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted, basa adalah zat yang dapat menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air ditinjau sebagai perpindahan proton dari asam ke basa.
HCl + H2O ==> H3O + + Cl -
Demikian pula reaksi antara asam klorida dengan amoniak,  melibatkan perpindahan proton dari HCl ke NH 3 .
HCl + NH 3 ⇄ NH 4 + + Cl - 

   Pada tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris bernama T.M. Lowry juga mengajukan hal yang sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya disebut Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan disini bahwa H + dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion poliatomik H 3 O + disebut ion Hidronium.

Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:
HA  + H 2 O ⇄   H 3 O +         +      A -
asam   basa       asam konjugasi basa konjugasi

   Penyajian ini menampilkan hebatnya peranan molekul air yang polar dalam menarik proton dari asam.
    Perhatikanlah bahwa asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggal setelah asam kehilangan satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam basa konjugasi yang terdi dari dua zat yang berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan proton. Namun demikian disosiasi asam basa masih digunakan secara Arrhenius, tetapi arti yang sebenarnya harus kita fahami.

  Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam mengandung ion H + dan tidak semua basa mengandung ion OH - .

  Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam memberi sebuah H + kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa konjugasi dari asam semula. Begitu juga bila basa menerima H + maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.

Teori Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H 3 O + ) secara nyata.

Contoh: 
HF + H 2 O ⇄ H 3 O + + F -
   Asam basa asa m konjugasi basa konjugasi
HF merupakan pasangan dari F - dan H 2 O merupakan pasangan dari H 3 O + .
Air mempunyai sifat ampiprotik karena dapat sebagai basa dan dapat sebagai asam.
HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl -
Asam Basa
NH 3 + H 2 O ⇄ NH 4 + + OH -
Basa Asam

Manfaat dari teori asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah sebagai berikut:
1. Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua pelarut yang mengandunh atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.
2. Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa anion dan kation.

Contoh lain:
1) HAc(aq) + H 2 O(l) --> H 3 O+(aq) + Ac - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
HAc dengan Ac - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
H 3 O+ dengan H 2 O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.

2) H 2 O(l) + NH 3 (aq) --> NH 4 + (aq) + OH - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
H 2 O dengan OH - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
NH 4 + dengan NH 3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).
Penulisan Asam Basa Bronsted Lowry
 
C. MENURUT G.N.LEWIS
    Selain dua teori mengenai asam basa seperti telah diterangkan diatas, masih ada teori yang umum, yaitu teori asam basa yang diajukan oleh Gilbert Newton Lewis ( 1875-1946 ) pada awal tahun 1920. Lewis lebih menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan proton, sehingga ia mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan elekton. Nampak disini bahwa asam Bronsted merupakan asam Lewis dan begitu juga basanya. Perhatikan reaksi berikut:
   Reaksi antara proton dengan molekul amoniak secara Bronsted dapat diganti dengan cara Lewis. Untuk reaksi-reaksi lainpun dapat diganti dengan reaksi Lewis, misalnya reaksi antara proton dan ion Hidroksida:
Ternyata teori Lewis dapat lebih luas meliput reaksi-reaksi yang tidak ternasuk asam basa Bronsted-Lowry, termasuk kimia Organik misalnya:

CH 3 + + C 6 H 6 ⇄ C 6 H 6 CH 3 +

Asam ialah akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah Donor pasangan elektron.

PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM TERUSI (CuSO4.5H2O)

TEORI

Tembaga dari garam tembaga (II) dapat diendapkan sebagai tembaga(II) hidroksida. Endapan ini dapat larut dalam NH4OH berlebihan sebagai garam kompleks [Cu(NH3)4]2+ oleh karena itu pengendapan dengan NaOH atau KOH. Untuk menghindari hidrolisis ion Cu2+ menjadi Cu(OH)2, sebelum pendidihan larutan CuSO4 harus diasamkan dengan H2SO4

CuSO4 + H2O à Cu(OH)2 + H2SO4 

DASAR

Larutan garam tembaga (II) panas diendapkan dengan larutan basa kuat (NaOH/KOH), menjadi endapan Cu(OH)2 yang berwarna biru, setelah dipanaskan memecah menjadi CuO yang berwarna hitam kecoklatan.

REAKSI :

CuSO4 + 2NaOH ==> Cu(OH)2 + Na2SO4
Cu(OH)2 ==> CuO + H2O

PERALATAN:

a.   Neraca
b.   Kaca arloji
c.    Sendok sampel (Spatula)
d.   Piala gelas 400 ml.
e.    Piala gelas 800ml.
f.     Tutup kaca besar
g.    Pengaduk kaca
h.   Pengaduk berkaret/policeman
i.     Labu semprot kaca
j.     Corong
k.   Tabung reaksi
l.     Cawan porselin
m.  Segitiga porselin
n.   Kasa asbes
o.    Kaki tiga
p.   Penyangga corong
q.   Pembakar teklu
r.    Pembakar meker atau tanur
s.    Lemari pengering (oven)

BAHAN

Sampel Terusi (CuSO4 . 5H2O)

PEREAKSI

a.    NaOH 4N  /  KOH 4N
b.   H2SO4 4N
c.    BaCl2 0,5N
d.   Kertas saring No. 41 Whatman
e.    Kertas lakmus merah
f.     Air suling

CARA KERJA

1.   Timbang ± 0,5 gram sampel garam terusi
2.   Masukkan ke dalam piala gelas 400 ml, bilas dan larutkan dengan air suling sebanyak 100 ml.
3.   Tambahkan beberapa tetes H2SO4 4N
4.   Larutan di didihkan
5.   Tambahkan NaOH 4N sedikit demi sedikit sampai berlebih.
6.   Uji pengendapan sempurna
-          Cairan jernih diuji dengan kertas lakmus merah (warna kertas lakmus merah berubah biru).
-          Cairan jernih ditetesi 1 – 2 tetes pereaksi pengendap tidak terbentuk endapan lagi.
7.   Endapan disaring dengan kertas saring “pita hitam/541/41, dienaptuangkan, dicuci dengan air suling hingga bebas dari pengotor basa (uji basa) dan sulfat (uji sulfat)”
Uji basa : Saringan setelah beberapa kali pencucian, diteteskan ke lakmus merah. Bila lakmus merah tetap merah berarti basa sudah hilang.
Uji sulfat : Sediakan 2 (dua) tabung reaksi. Ke dalam tabung I tampung ¼ - 1/3 volume saring, panaskan di atas teklu, asamkan 1-2 tetes HCl 4 N. Ke dalam tabung II masukkan 1-2 tetes BaCl2 0,5 N, panaskan. Tuangkan isi tabung II ke dalam tabung I dan bila terbentuk endapan putih berarti SO4 sudah bebas.
8.      Endapan dikeringkan di lemari pengering
9.      Endapan dimasukkan kedalam cawan porselin yang sudah diketahui bobotnya.
10.   Endapan diperarang dengan pembakar teklu
11.   Endapan dipijarkan/diabukan dengan pembakar meker/tanur.
12.   Dinginkan dalam desikator dan ditimbang.
13.   Pemanasan, pemijaran, pendinginan dan penimbangan diulangi beberapa kali hingga dicapai bobot tetap.

Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung

Penetapan Kadar Besi dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
A. Teori
    Besi dari larutan garam tunjung (FeSO4.7H2O) dapat diendapkan sebagai besi (II) hidroksida, akan tetapi besi ini tidak mantap  dan mudah teroksidasi menjadi besi (III), sehingga bila dipijarkan maka sisa pijarnya tidak murni sebagai FeO. Oleh karena itu besi harus diendapkan sebagai besi (III) hidroksida. Sebagai pengoksidasi dapat digunakan HNO3, H2O2 dan air brom. Sebenarnya penggunaan HNO3 kurang baik karena mudah terjadinya kopresipitasi. pH pengendapan tidak boleh terlalu tinggi untuk menghindari pengendapan hidroksida lain terutama  bila  contoh alam yang biasanya mengandung Mg, sehingga dapat mengendap sebagai Mg(OH)2. Oleh karena itu di tambahkan NH4Cl 10% sebagai pendapar. Pengendapan dilakukan pada suhu 70-80 C untuk mendapatkan endapan jel/selai yang baik.

B. Dasar
    Garam besi (II) yang tidak mantap dioksidasikan dengan HNO3, H2O2 atau Air brom menjadi Fe(III) yang mantap. Kemudian Fe (III) diendapkan dengan NH4OH menjadi endapan selai yang berwarna cokelat Fe(OH)3 yang setelah dipijarkan menjadi Fe2O3 yang bewarna hitam cokelat.

C. Reaksi
2HNO3 --> H2O + 2NO + 3O
6FeSO4 + 6HNO3 + 3O --> 2Fe2(SO4)3 + 2Fe(NO3)3 + 3H2O 
2Fe2(SO4)3 + 2Fe(NO3)3 + 18NH4OH --> 6Fe(OH)3 + 6(NH4)2SO4 + 6NH4NO3
6Fe(OH)3 --> 3Fe2O3 + 9H2O
D. PERALATAN:
 
a. Neraca 
b. Kaca arloji 
c. Sendok sampel (Spatula) 
d. Piala gelas 400 ml. 
e. Piala gelas 800ml.
f. Tutup kaca besar 
g. Pengaduk kaca 
h. Pengaduk berkaret/policeman 
i. Labu semprot kaca 
j. Corong 
k. Tabung reaksi 
l. Cawan porselin 
m. Segitiga porselin 
n. Kasa asbes 
o. Kaki tiga 
p. Penyangga corong 
q. Pembakar teklu 
r. Pembakar meker atau tanur 
s. Lemari pengering (oven)
t. Termometer 

E. BAHAN
Sampel Garam Tunjung (FeSO4 . 7H2O) 

F. PEREAKSI

a. HNO3 4 N  /  H2O2 3 % / Air Brom
b. NH4OH 10 %
c. BaCl2 0,5 N 
d. Kertas saring No. 41 Whatman
e. Air suling 
f. NH4Cl (10 %) 
g. AgNO3 0,1 %

G. CARA KERJA
  1. Timbang ± 0,5 gram sampel garam tunjung FeSO4 . 7H2O
  2. Masukkan ke dalam piala gelas 400 ml, bilas dan larutkan dengan air suling sebanyak 25 ml. 
  3. Tambahkan 5 ml HNO3 4N 
  4. Larutan di didihkan dengan api kecil selama ± 10 menit
  5. Uji dengan 1 - 2 tetes NH4OH 2N. bila terbentuk endapan merah kecoklatan menunjukkan bahwa Fe (II) telah menjadi Fe (III). Bila terbentuk endapan hitam kehijauan Fe (II) belum menjadi Fe (III), sehingga harus ditambahkan lagi NHO3 4N sebanyak 5 ml, didihkan dan uji kembali.
  6. Tambahkan air suling hingga 100 ml. 
  7. Panaskan larutan 700C – 800C (termometer) 
  8. Tambahkan 15 ml NH4Cl 2N 
  9. Tambahkan NH4OH 2N berlebih (larutan induk jernih) 
  10. Larutan saring dengan kertas saring “pita merah” / 541/41(whatman), enaptuangkan, cuci dengan air panas hingga endapan bebas dari pengotor klorida dan sulfat
  11. Endapan dikeringkan di lemari pengering 
  12. Endapan dimasukkan kedalam cawan porselin yang sudah diketahui bobotnya. 
  13. Endapan diperarang dengan pembakar teklu 
  14. Endapan dipijarkan/diabukan dengan pembakar meker/tanur. 
  15. Dinginkan dalam desikator dan ditimbang.
  16. Pemanasan, pemijaran, pendinginan dan penimbangan diulangi beberapa kali hingga dicapai bobot tetap.

Minggu, 31 Agustus 2014

Pergeseran Makna

Perubahan Makna
Kata-kata dalam bahasa tertentu mengalami perubahan arti.
Perubahan makna kata terdapat 6 jenis perubahan arti, antara lain :

1.      Perluasan makna (Generalisasi)
Generalisasi adalah suatu proses perubahan makna kata dari yang khusus ke yang lebih umum atau dari yang lebih sempit ke yang lebih luas.

Contoh :
  
Kata bapak dahulu bermakna ayah, sekarang semua orang yang lebih tinggi kedudukannya disebut bapak.
Kata berlayar dahulu bermakna mengarungi laut dengan kapal yang memakai layar, sekarang mengarungi laut dengan semua jenis kapal, tanpa layar sekalipun.
Bapaksaya mempunyai adik tiga orang.
(makna dasar/ lama : orang tua laki-laki – makna sekarang/baru :                                                              semua  laki-laki yang lebih tua/ lebih tinggi kedudukannya)

Pemimpin rapat adalah Bapak Amirudin.
Para peserta umumnya bapak-bapak.
Apakah Saudara mempinyai Saudara kembar ?
(saudara : anda, kamu – makna asal/ lama :  famili/ hubungan darah)



2.      Penyempitan makna (Spesialisasi)
Spesialisasi adalah proses penyempitan makna kata.

Contoh :

Kata sarjana dahulu bermakna cendekiawan/orang pandai, sekarang gelar kesarjanaan.
Kata pembantu dahulu bermakna semua orang yang membantu, sekarang hanya terbatas pada pembantu rumah tangga.
Nasinya bau jangan dimakan. (makna baru : basi, bau busuk)
Anak kami yang pertama lulus sarjana. (makna baru : sarjana/ lulusan perguruan tinggi – makna asal/ lama : orang pandai)
Di desa itu didirikan madrasah oleh yayasan Islam. (makna baru : sekolah berasaskan agama Islam/ TPA, MAN, MTS)
Tetangga saya baru saja membeli TV berwarna. (makna lama : TV hitam putih – makna baru : berwarna : warna selain hitam putih)
Peranan ulama sangat penting dalam masyarakat. (ulama : orang yang berilmu, orang yang ahli dalam agama Islam)


3.      Ameliorasi/ Amelioratif
Ameliorasi adalah makna yang baru dianggap lebih baik, lebih terhormat daripada makna yang lama /semula (yang bermakna sama).

Contoh :

Kata istri dianggap lebih baik dan terhormat daripada bini.
Kata melahirkan dianggap lebih baik daripada beranak.
Kata tunawisma dianggap lebih baik daripada gelandangan.
  • wafat                    - putri                   - tunadaksa  tunanetra
  • wisma                   - gugur                 - tunagrahita 
  • wanita                   - pria                   - tunaghukum tunaasa
  • pramuniaga           - pramuwisma      - pramucara   tunakarya
  • warakawuri           - putra                 - tunarungu    tunaaksara

4.      Peyorasi/Peyoratif
Peyorasi adalah proses perubahan makna kata menjadi lebih jelek atau lebih rendah daripada makna semula atau kata-kata yang dipandang lebih rendah/ buruk jika digunakan.

Contoh :

Kata cerai dirasakan lebih kasar daripada kata talak.
Kata mendengkur dirasakan lebih kasar daripada kata nyenyak.
Kata penjara dirasakan lebih kasar daripada kata lembaga pemasyarakatan.
  • minggat                  - beranak                  - perempuan          - bini
  • gerombolan            - jongos                    - babu
  • kawin    dll.            - bunting                    - laki



Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbeda /perubahan makna kata yang timbul karena tanggapan dua indera yang berbeda.

Contoh :

Kata-katamu sungguhpedas untuk didengar.
Kata pedas seharusnya ditanggapi oleh indra perasa (bibir/mulut) tetapi justru ditanggapi oleh indra pendengaran.

Pendengaranmu sungguh sangat tajam.
Kata tajam seharusnya ditanggapi oleh indra perasa (kulit), tetapi justru ditanggapi oleh indra pendengaran.

Sorot matanya cukup tajam menatapku.
Dengan senyum pahit kuterima keputusan itu.
Dengan sikap dingin kami diterima.
Dengan kata masam kami ditolaknya.


6.      Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna kata akibat  persamaan sifat (makna yang dihubungkan dengan benda lain yang dianggap mempunyai kesamaan sifat. (makna kias).

Contoh :

Ia memberi amplop kepada petugas sehingga urusannya  cepat selesai. Kata amplop berasosiasi dengan sogok atau suap. (uang)
Nilai matematikaku merah.
Kata merah berasosiasi dengan jelek, tidak baik.

Perkaranya sudah dipetieskan. (sudah tidak diselidiki lagi)
Masa lalunya yang hitam sudah berlalu (pengalaman buruk)
Dia masih terlalu hijau untuk berumah tangga. (muda)
Dari kacamata hukum, perbuatan itu dianggap melanggar UU. (sudut pandang)

Majas

    Majas adalah bahasa indah yang digunakan untuk mempercantik susunan kalimat yang tujuan akhirnya ialah untuk memperoleh efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis.
Perihal istilah majas dalam pelajaran Bahasa Indonesia memang cukup banyak, seperti yang terdapat dalam puisi, pantun, dan karya seni lainnya.

Selain itu, ada pengertian lain yang menggambarkan tentang majas, yakni pemanfaatan gaya bahasa untuk memperoleh nuansa tertentu sehingga menciptakan kesan kata kata yang lebih berimajinasi.

Macam Macam Majas
Secara garis besar, majas dapat dibedakan menjadi empat golongan atau kelompok. Dan dari empat macam-macam majas tersebut, masing-masing mempunyai turunan dan jenis kategorinya
Majas terdiri atas :
--> Majas Perbandingan
--> Majas Pertentangan
--> Majas Sindiran
--> Majas Penegasan

Majas Perbandingan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan juga pengaruhnya terhadap pendengar ataupun pembaca. Ditinjau atau dilihat dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas :

1) Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan terhadap dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana. Berikut ini Espilen Blog sampaikan contoh majas asosiasi :

Contoh :
Semangatnya keras bagaikan baja.
Mukanya pucat bagai mayat.
Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama

2) Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara. Contoh majas metafora seperti berikut ini.

Contoh:
Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
Raja siang keluar dari ufuk timur
Jonathan adalah bintang kelas dunia.
Harta karunku (sangat berharga)
Dia dianggap anak emas majikannya.
Perpustakaan adalah gudang ilmu.

3) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.

Contoh:
Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.

4) Alegori
Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.

Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.

Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.


5) Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.

Contoh:
Ia terkenal sebagai buaya darat.
Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
Melati, lambang kesucian
Teratai, lambang pengabdian

6) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh:
Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat)

7) Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.

a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
    Contoh:
(a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
(b) Per kepala mendapat Rp. 300.000.

b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
    Contoh:
(a) Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
(b) Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.


8. Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".

Contoh: 
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
Majas Pertentangan 
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Macam-macam Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.

1) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.

Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.


2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.

Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.


3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.

Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.


4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.

Contoh:
a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
b) Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya
ini?

C. Majas Penegasan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”.Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.

1) Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.

Contoh:
a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.

2) Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.

Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.

3) Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.

Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban

4) Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.

Contoh:
a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.

5) Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut dan makin lama makin meningkat.

Contoh:
a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.

6) Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut yang makin lama menurun.
a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.

7) Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.

Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?

D. Majas Sindiran
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:

1) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan denganmaksud menyindir.

Contoh:
a) Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.

2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.

Contoh :
a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu.
b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.

3) Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.

Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

Volumetri

Pada analisis gravimetri, komponen analit  ditentukan dengan cara pembentukan endapan  mereaksikannya dengan agen pereaksi yang berlebih. Endapan kemudian disaring, dicuci, dan dikeringkan. Endapan kemudian ditimbang untuk mengetahui massa endapan. Adapula masanya endapan harus dibakar terlebih dahulu untuk membentuk senyawa oksida. Senyawa dalam bentuk oksida ini kemudian ditimbang. Perhitungan analit kemudian dilakukan dengan cara stoikiometri.
Pada analisis kuantitatif secara volumetri, sampel yang mengadung analit dilarutkan terlebih dahulu. Larutan yang mengandung analit tersebut kemudian direaksikan dengan pereaksi yang sesuai dimana konsentrasi pereaksi tersebut telah diketahui dengan pasti. Penambahan pereaksi terhadap larutan dilakukan dengan bantuan peralatan gelas yang disebut buret. Penambahan pereaksi dilakukan sedikit demi sedikit sampai dengan banyaknya pereaksi ekivalen dengan analit yang ditentukan. Penambahan pereaksi diusahakan tidak berlebihan.
Larutan pereaksi yang ditambahkan yang telah diketahui konsentrasinya dengan pasti tersebut dinamakan larutan standar. Larutan stadar ditempatkan pada buret. Proses penambahan larutan standar terhadap larutan analit ini disebut proses titrasi. Penambahan larutan standar dilakukan sedikit demi sedikit sampai jumlah pereaksi larutan standar ekivalen dendan jumlah analit. Pada saat jumlah pereaksi standar ini ekivalen dengan jumlah analit dinamakan titik ekivalen. Titik ekivalen juga sering disebut titik akhit titrasi teoritis.
Metoda Volumetri atau lebih terkenal dengan nama TITRASI
Volumetri berasal dari kata volume dan metri (pengukuran), jadi secara kata saja bia kita terjemahkan maksudnya sebagai “pengukuran berdasarkan pada volume”
Penetapan kadar dalam titrasi dilakukan dengan berdasarkan perbandingan volume antara senyawa yang diuji dengan senyawa standar yang konsentrasinya diketahui, perbandingan ini sebenarnya adalah perbandingan mol antara kedua senyawa tersebut karena pada titrasi kedua senyawa akan mengalami reaksi. Namanya perhitungan reaksi ya pastinya menghitung pake mol. Hanya saja pada pengamatan kita gunakan volume sebagai data.
Larutan standar ada dua macam, yaitu:
  1. Larutan standar primer
  2. Larutan standar sekunder
Larutan standar primer adalah larutan yang dibuat dengan saksama dan berdasarkan perhitungan yang sempurna, jadi konsentrasi didapat dari hasil perhitungan,karena senyawa ini bersifat stabil.
Larutan standar sekunder adalah larutan yang dibuat seadanya (tidak harus saksama, bukan berarti asal-asalan hanya tidak seteliti primer) dan kadar diketahui setelah dilakukan titrasi terhadap larutan standar primer atau istilahnya adalah proses pembakuan atau standarisasi.
Proses titrasi dilakukan melalui tahapan:
  1. Pembuatan larutan standar primer dan sekunder
  2. Pembakuan larutan standar sekunder dengan larutan standar primer
  3. Penetapan kadar sampel dengan larutan standar sekunder
Tapi diantara proses itu ada tahapan penting lain yaitu pemilihan indicator yang cocok untuk titrasi yang dipakai.
Istilah-istilah penting dalam titrasi:
  • Titik equivalen : kondisi dimana analit (yang ada di Erlenmeyer) tepat habis bereaksi dengan titran (yang diburet) atau titik dimana mgst titran dan mgst titrat sudah setara
  • Titik Akhir Titrasi : waktunya titrasi dihentikan, situasinya berupa kondisi setelah titik equivalen terlewati sehingga suda terdapat sedikit titran berada dalam Erlenmeyer yang ditandai dengan perubahan warna indikator.
  • Pembakuan (standarisasi) : penetapan kadar standar sekunder dengan menggunakan standar primer

Rabu, 04 Juni 2014

Besaran & Satuan

A.    Besaran dan Satuan
Besaran adalah Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, sedangkan. Besaran di bagi menjadi beberapa macam diantaranya :
a.       Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang sudah di tetapkan terlebih dahulu dan merupakan besaran yang di pakai menentukan besaran-besaran  yang lain. Besaran pokok dan satuannya menurut International Systems of Units atau sistem satuan internasional (disingkat SI) ada 7 yaitu :

Besaran
Satuan
Lambang
Panjang
Meter
m
Massa
Kilogram
kg
Waktu
Sekon
s
Kuat Arus Listrik
Ampere
A
Suhu
Kelvin
K
Jumlah Zat
Mol
mol
Intensitas Cahaya
Kandela
cd

b.      Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang dijabarkan dari besaran-besaran pokok dan merupakan  Besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Contoh besaran turunan antara lain :

Besaran
Lambang
Satuan
Luas
L
Volume
V
Kecepatan
v
m/s atau m.
Percepatan
a
                m/ atau m.
Gaya
F
kg.m/atau kg. m.
Usaha
W
kg. /atau kg.
Daya
P
kg. /atau kg.





c.       Besaran Skalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki besar (nilai ) dan cukup dinyatakan dengan  sebuah angka dan sebuah satuan, dengan demikian dalam besaran skalar tidak perlu memperhatikan arahnya. Contoh dari besaran skalar adalah:

  • ·    Jarak
  • ·         Massa
  • ·         Waktu
  • ·         Suhu
  • ·         Kelajuan
  • ·         Volume
  • ·         Energi
  • ·         Daya



d.      Besaran Vektor
Besaran vektor adalah besaran yang selain memiliki besar(nilai) juga memiliki arah. Dalam besaran ini tidak cukup dinyatakan dengan sebuah angka dan sebuah satuan saja ,  melainkan juga perlu adanya  arah dari besaran tersebut, besar dari besaran vektor selalu positif dan lambang dari besaran vektor dicetak dengan huruf tebal.
Contoh dari besaran vektor adalah:


·         Perpindahan
·         Kecepatan
·         Percepatan
·         Gaya
·         Momentum
·         Berat
·         Momen
·         Medan Listrik