Minggu, 31 Agustus 2014

Pergeseran Makna

Perubahan Makna
Kata-kata dalam bahasa tertentu mengalami perubahan arti.
Perubahan makna kata terdapat 6 jenis perubahan arti, antara lain :

1.      Perluasan makna (Generalisasi)
Generalisasi adalah suatu proses perubahan makna kata dari yang khusus ke yang lebih umum atau dari yang lebih sempit ke yang lebih luas.

Contoh :
  
Kata bapak dahulu bermakna ayah, sekarang semua orang yang lebih tinggi kedudukannya disebut bapak.
Kata berlayar dahulu bermakna mengarungi laut dengan kapal yang memakai layar, sekarang mengarungi laut dengan semua jenis kapal, tanpa layar sekalipun.
Bapaksaya mempunyai adik tiga orang.
(makna dasar/ lama : orang tua laki-laki – makna sekarang/baru :                                                              semua  laki-laki yang lebih tua/ lebih tinggi kedudukannya)

Pemimpin rapat adalah Bapak Amirudin.
Para peserta umumnya bapak-bapak.
Apakah Saudara mempinyai Saudara kembar ?
(saudara : anda, kamu – makna asal/ lama :  famili/ hubungan darah)



2.      Penyempitan makna (Spesialisasi)
Spesialisasi adalah proses penyempitan makna kata.

Contoh :

Kata sarjana dahulu bermakna cendekiawan/orang pandai, sekarang gelar kesarjanaan.
Kata pembantu dahulu bermakna semua orang yang membantu, sekarang hanya terbatas pada pembantu rumah tangga.
Nasinya bau jangan dimakan. (makna baru : basi, bau busuk)
Anak kami yang pertama lulus sarjana. (makna baru : sarjana/ lulusan perguruan tinggi – makna asal/ lama : orang pandai)
Di desa itu didirikan madrasah oleh yayasan Islam. (makna baru : sekolah berasaskan agama Islam/ TPA, MAN, MTS)
Tetangga saya baru saja membeli TV berwarna. (makna lama : TV hitam putih – makna baru : berwarna : warna selain hitam putih)
Peranan ulama sangat penting dalam masyarakat. (ulama : orang yang berilmu, orang yang ahli dalam agama Islam)


3.      Ameliorasi/ Amelioratif
Ameliorasi adalah makna yang baru dianggap lebih baik, lebih terhormat daripada makna yang lama /semula (yang bermakna sama).

Contoh :

Kata istri dianggap lebih baik dan terhormat daripada bini.
Kata melahirkan dianggap lebih baik daripada beranak.
Kata tunawisma dianggap lebih baik daripada gelandangan.
  • wafat                    - putri                   - tunadaksa  tunanetra
  • wisma                   - gugur                 - tunagrahita 
  • wanita                   - pria                   - tunaghukum tunaasa
  • pramuniaga           - pramuwisma      - pramucara   tunakarya
  • warakawuri           - putra                 - tunarungu    tunaaksara

4.      Peyorasi/Peyoratif
Peyorasi adalah proses perubahan makna kata menjadi lebih jelek atau lebih rendah daripada makna semula atau kata-kata yang dipandang lebih rendah/ buruk jika digunakan.

Contoh :

Kata cerai dirasakan lebih kasar daripada kata talak.
Kata mendengkur dirasakan lebih kasar daripada kata nyenyak.
Kata penjara dirasakan lebih kasar daripada kata lembaga pemasyarakatan.
  • minggat                  - beranak                  - perempuan          - bini
  • gerombolan            - jongos                    - babu
  • kawin    dll.            - bunting                    - laki



Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbeda /perubahan makna kata yang timbul karena tanggapan dua indera yang berbeda.

Contoh :

Kata-katamu sungguhpedas untuk didengar.
Kata pedas seharusnya ditanggapi oleh indra perasa (bibir/mulut) tetapi justru ditanggapi oleh indra pendengaran.

Pendengaranmu sungguh sangat tajam.
Kata tajam seharusnya ditanggapi oleh indra perasa (kulit), tetapi justru ditanggapi oleh indra pendengaran.

Sorot matanya cukup tajam menatapku.
Dengan senyum pahit kuterima keputusan itu.
Dengan sikap dingin kami diterima.
Dengan kata masam kami ditolaknya.


6.      Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna kata akibat  persamaan sifat (makna yang dihubungkan dengan benda lain yang dianggap mempunyai kesamaan sifat. (makna kias).

Contoh :

Ia memberi amplop kepada petugas sehingga urusannya  cepat selesai. Kata amplop berasosiasi dengan sogok atau suap. (uang)
Nilai matematikaku merah.
Kata merah berasosiasi dengan jelek, tidak baik.

Perkaranya sudah dipetieskan. (sudah tidak diselidiki lagi)
Masa lalunya yang hitam sudah berlalu (pengalaman buruk)
Dia masih terlalu hijau untuk berumah tangga. (muda)
Dari kacamata hukum, perbuatan itu dianggap melanggar UU. (sudut pandang)

Majas

    Majas adalah bahasa indah yang digunakan untuk mempercantik susunan kalimat yang tujuan akhirnya ialah untuk memperoleh efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis.
Perihal istilah majas dalam pelajaran Bahasa Indonesia memang cukup banyak, seperti yang terdapat dalam puisi, pantun, dan karya seni lainnya.

Selain itu, ada pengertian lain yang menggambarkan tentang majas, yakni pemanfaatan gaya bahasa untuk memperoleh nuansa tertentu sehingga menciptakan kesan kata kata yang lebih berimajinasi.

Macam Macam Majas
Secara garis besar, majas dapat dibedakan menjadi empat golongan atau kelompok. Dan dari empat macam-macam majas tersebut, masing-masing mempunyai turunan dan jenis kategorinya
Majas terdiri atas :
--> Majas Perbandingan
--> Majas Pertentangan
--> Majas Sindiran
--> Majas Penegasan

Majas Perbandingan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan juga pengaruhnya terhadap pendengar ataupun pembaca. Ditinjau atau dilihat dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas :

1) Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan terhadap dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana. Berikut ini Espilen Blog sampaikan contoh majas asosiasi :

Contoh :
Semangatnya keras bagaikan baja.
Mukanya pucat bagai mayat.
Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama

2) Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara. Contoh majas metafora seperti berikut ini.

Contoh:
Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
Raja siang keluar dari ufuk timur
Jonathan adalah bintang kelas dunia.
Harta karunku (sangat berharga)
Dia dianggap anak emas majikannya.
Perpustakaan adalah gudang ilmu.

3) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.

Contoh:
Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.

4) Alegori
Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.

Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.

Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.


5) Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.

Contoh:
Ia terkenal sebagai buaya darat.
Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
Melati, lambang kesucian
Teratai, lambang pengabdian

6) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh:
Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat)

7) Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.

a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
    Contoh:
(a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
(b) Per kepala mendapat Rp. 300.000.

b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
    Contoh:
(a) Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
(b) Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.


8. Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".

Contoh: 
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
Majas Pertentangan 
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Macam-macam Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.

1) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.

Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.


2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.

Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.


3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.

Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.


4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.

Contoh:
a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
b) Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya
ini?

C. Majas Penegasan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”.Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.

1) Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.

Contoh:
a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.

2) Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.

Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.

3) Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.

Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban

4) Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.

Contoh:
a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.

5) Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut dan makin lama makin meningkat.

Contoh:
a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.

6) Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut yang makin lama menurun.
a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.

7) Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.

Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?

D. Majas Sindiran
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:

1) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan denganmaksud menyindir.

Contoh:
a) Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.

2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.

Contoh :
a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu.
b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.

3) Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.

Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

Volumetri

Pada analisis gravimetri, komponen analit  ditentukan dengan cara pembentukan endapan  mereaksikannya dengan agen pereaksi yang berlebih. Endapan kemudian disaring, dicuci, dan dikeringkan. Endapan kemudian ditimbang untuk mengetahui massa endapan. Adapula masanya endapan harus dibakar terlebih dahulu untuk membentuk senyawa oksida. Senyawa dalam bentuk oksida ini kemudian ditimbang. Perhitungan analit kemudian dilakukan dengan cara stoikiometri.
Pada analisis kuantitatif secara volumetri, sampel yang mengadung analit dilarutkan terlebih dahulu. Larutan yang mengandung analit tersebut kemudian direaksikan dengan pereaksi yang sesuai dimana konsentrasi pereaksi tersebut telah diketahui dengan pasti. Penambahan pereaksi terhadap larutan dilakukan dengan bantuan peralatan gelas yang disebut buret. Penambahan pereaksi dilakukan sedikit demi sedikit sampai dengan banyaknya pereaksi ekivalen dengan analit yang ditentukan. Penambahan pereaksi diusahakan tidak berlebihan.
Larutan pereaksi yang ditambahkan yang telah diketahui konsentrasinya dengan pasti tersebut dinamakan larutan standar. Larutan stadar ditempatkan pada buret. Proses penambahan larutan standar terhadap larutan analit ini disebut proses titrasi. Penambahan larutan standar dilakukan sedikit demi sedikit sampai jumlah pereaksi larutan standar ekivalen dendan jumlah analit. Pada saat jumlah pereaksi standar ini ekivalen dengan jumlah analit dinamakan titik ekivalen. Titik ekivalen juga sering disebut titik akhit titrasi teoritis.
Metoda Volumetri atau lebih terkenal dengan nama TITRASI
Volumetri berasal dari kata volume dan metri (pengukuran), jadi secara kata saja bia kita terjemahkan maksudnya sebagai “pengukuran berdasarkan pada volume”
Penetapan kadar dalam titrasi dilakukan dengan berdasarkan perbandingan volume antara senyawa yang diuji dengan senyawa standar yang konsentrasinya diketahui, perbandingan ini sebenarnya adalah perbandingan mol antara kedua senyawa tersebut karena pada titrasi kedua senyawa akan mengalami reaksi. Namanya perhitungan reaksi ya pastinya menghitung pake mol. Hanya saja pada pengamatan kita gunakan volume sebagai data.
Larutan standar ada dua macam, yaitu:
  1. Larutan standar primer
  2. Larutan standar sekunder
Larutan standar primer adalah larutan yang dibuat dengan saksama dan berdasarkan perhitungan yang sempurna, jadi konsentrasi didapat dari hasil perhitungan,karena senyawa ini bersifat stabil.
Larutan standar sekunder adalah larutan yang dibuat seadanya (tidak harus saksama, bukan berarti asal-asalan hanya tidak seteliti primer) dan kadar diketahui setelah dilakukan titrasi terhadap larutan standar primer atau istilahnya adalah proses pembakuan atau standarisasi.
Proses titrasi dilakukan melalui tahapan:
  1. Pembuatan larutan standar primer dan sekunder
  2. Pembakuan larutan standar sekunder dengan larutan standar primer
  3. Penetapan kadar sampel dengan larutan standar sekunder
Tapi diantara proses itu ada tahapan penting lain yaitu pemilihan indicator yang cocok untuk titrasi yang dipakai.
Istilah-istilah penting dalam titrasi:
  • Titik equivalen : kondisi dimana analit (yang ada di Erlenmeyer) tepat habis bereaksi dengan titran (yang diburet) atau titik dimana mgst titran dan mgst titrat sudah setara
  • Titik Akhir Titrasi : waktunya titrasi dihentikan, situasinya berupa kondisi setelah titik equivalen terlewati sehingga suda terdapat sedikit titran berada dalam Erlenmeyer yang ditandai dengan perubahan warna indikator.
  • Pembakuan (standarisasi) : penetapan kadar standar sekunder dengan menggunakan standar primer