Minggu, 31 Agustus 2014

Volumetri

Pada analisis gravimetri, komponen analit  ditentukan dengan cara pembentukan endapan  mereaksikannya dengan agen pereaksi yang berlebih. Endapan kemudian disaring, dicuci, dan dikeringkan. Endapan kemudian ditimbang untuk mengetahui massa endapan. Adapula masanya endapan harus dibakar terlebih dahulu untuk membentuk senyawa oksida. Senyawa dalam bentuk oksida ini kemudian ditimbang. Perhitungan analit kemudian dilakukan dengan cara stoikiometri.
Pada analisis kuantitatif secara volumetri, sampel yang mengadung analit dilarutkan terlebih dahulu. Larutan yang mengandung analit tersebut kemudian direaksikan dengan pereaksi yang sesuai dimana konsentrasi pereaksi tersebut telah diketahui dengan pasti. Penambahan pereaksi terhadap larutan dilakukan dengan bantuan peralatan gelas yang disebut buret. Penambahan pereaksi dilakukan sedikit demi sedikit sampai dengan banyaknya pereaksi ekivalen dengan analit yang ditentukan. Penambahan pereaksi diusahakan tidak berlebihan.
Larutan pereaksi yang ditambahkan yang telah diketahui konsentrasinya dengan pasti tersebut dinamakan larutan standar. Larutan stadar ditempatkan pada buret. Proses penambahan larutan standar terhadap larutan analit ini disebut proses titrasi. Penambahan larutan standar dilakukan sedikit demi sedikit sampai jumlah pereaksi larutan standar ekivalen dendan jumlah analit. Pada saat jumlah pereaksi standar ini ekivalen dengan jumlah analit dinamakan titik ekivalen. Titik ekivalen juga sering disebut titik akhit titrasi teoritis.
Metoda Volumetri atau lebih terkenal dengan nama TITRASI
Volumetri berasal dari kata volume dan metri (pengukuran), jadi secara kata saja bia kita terjemahkan maksudnya sebagai “pengukuran berdasarkan pada volume”
Penetapan kadar dalam titrasi dilakukan dengan berdasarkan perbandingan volume antara senyawa yang diuji dengan senyawa standar yang konsentrasinya diketahui, perbandingan ini sebenarnya adalah perbandingan mol antara kedua senyawa tersebut karena pada titrasi kedua senyawa akan mengalami reaksi. Namanya perhitungan reaksi ya pastinya menghitung pake mol. Hanya saja pada pengamatan kita gunakan volume sebagai data.
Larutan standar ada dua macam, yaitu:
  1. Larutan standar primer
  2. Larutan standar sekunder
Larutan standar primer adalah larutan yang dibuat dengan saksama dan berdasarkan perhitungan yang sempurna, jadi konsentrasi didapat dari hasil perhitungan,karena senyawa ini bersifat stabil.
Larutan standar sekunder adalah larutan yang dibuat seadanya (tidak harus saksama, bukan berarti asal-asalan hanya tidak seteliti primer) dan kadar diketahui setelah dilakukan titrasi terhadap larutan standar primer atau istilahnya adalah proses pembakuan atau standarisasi.
Proses titrasi dilakukan melalui tahapan:
  1. Pembuatan larutan standar primer dan sekunder
  2. Pembakuan larutan standar sekunder dengan larutan standar primer
  3. Penetapan kadar sampel dengan larutan standar sekunder
Tapi diantara proses itu ada tahapan penting lain yaitu pemilihan indicator yang cocok untuk titrasi yang dipakai.
Istilah-istilah penting dalam titrasi:
  • Titik equivalen : kondisi dimana analit (yang ada di Erlenmeyer) tepat habis bereaksi dengan titran (yang diburet) atau titik dimana mgst titran dan mgst titrat sudah setara
  • Titik Akhir Titrasi : waktunya titrasi dihentikan, situasinya berupa kondisi setelah titik equivalen terlewati sehingga suda terdapat sedikit titran berada dalam Erlenmeyer yang ditandai dengan perubahan warna indikator.
  • Pembakuan (standarisasi) : penetapan kadar standar sekunder dengan menggunakan standar primer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar