A.
Pembuatan Larutan
I2
Iod atau iodium (I2) adalah padatan berkilauan berwarna hitam
kebiru-biruan, menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau
menyengat. Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif
halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat
menyerupai logam. Iod mudah larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau
karbon disulfida yang kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod
hanya sedikit larut dalam air.
Ada 30 isotop yang sudah dikenali. Tapi hanya satu isotop
yang stabil,127I yang terdapat di alam. Isotop buatan 131I, memiliki
masa paruh waktu 8 hari, dan digunakan dalam proses penyembuhan kelenjar
tiroid. Senyawa yang paling umum adalah iodida dari natrium dan kalium (KI),
juga senyawa iodatnya (KIO3). Kekurangan iod dapat menyebabkan penyakit
gondok.
Senyawa iod sangat penting dalam kimia organik dan sangat
berguna dalam dunia pengobatan. Iodida dan tiroksin yang mengandung iod,
digunakan sebagai obat, dan sebagai larutan KI dan iod dalam alkohol digunakan
sebagai pembalut luar. Kalium iodida juga digunakan dalam fotografi. Warna biru
tua dengan larutan kanji merupakan karakteristik unsur bebas iod.
Iodium
sangat sedikit larut dalam air yaitu sekitar 0.00134 mol/liter pada suhu 25
derajat Celsius, tetapi agak larut dalam larutan yang mengandung ion Iodida.
Iodium akan membentuk ion kompleks Tri Iodida dengan Iodida.
I2 + I-→I3-
Cara pembuatan larutan I2
adalah sebagai berikut :
- Siapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
- Timbang
sebanyak 12.90 gram Iodium.
- Tambahkan
18.00 gram Kalium Iodida.
- Larutkan
dengan 200 mL air.
- Setelah
semua iodium larut encerkan larutan dengan air tersebut menjadi 1000 mL larutan.
Suatu
Kalium iodide berlebih ditambahkan untuk meningkatkan kelarutannya dan
mengurangi penguapannya, karena larutan I2 yang hanya sedikit larut
dalam air tetapi agak larut dalam larutan yang Ion Iodida sehingga ditambahkan I2
agar I2 dapat cepat larut. Biasanya antara 3-4% bobot KI ditambahkan
larutan Iodium 0.1 N dan botol yang digunakan sebagai tempat penyimpanan harus
tertutup dengan baik karena jika tertutup dengan baik maka I2 nya
akan menguap. Iodium cenderung terhidrolisis dalam air, dengan membentuk
asam-asam Hipoiodit.
I2
+ H2O → HIO + H+ +I-
Sehingga
hal-hal yang dapat meningkatkan derajat hidrolisis harus dihindari. Umumnya hal
yang sangat mempengaruhi dari dejat hidrolisis itu adalah pH, semakin basa pH
suatu larutan maka akan semakin tinggi derajat hidolisisnya yang menyebabkan
larutan tersebut sangat mudah terhidrolisis sebaliknya, semakin asam pH suatu
larutan maka derajat hidrolisisnya akan semakin kecil yang menyebabkan larutan
tersebut sukar untuk terhidrolisis. Inilah kenapa titrasi tidak dapat dilakukan
dalam larutan yang sangat basa. Larutan standar iodium harus disimpan dalam
botol yang gelap. Ini dimaksudkan untuk mencegah pengurain HIO oleh cahaya
matahari, karena memang sifat dari larutan I2 yang mudah terurai
oleh cahaya.
2HIO →2H+
+ 2I- + O2 (g)
Asam
HIpoidit (HIO) kemungkinan juga dapat diubah menjadi Iodat dalam larutan basa.
3HIO +
3OH- →2I- +IO3- +3H2O
Larutan
I2 memiliki beberapa kekurangan diantarnya yaitu larutan I2 mudah
menguap, larutan I2 sangat mudah terurai oleh cahaya matahari
sehingga konsentrasi dari larutan I2 ini tidak stabil dan perlu
dilakukan staandarisasi selain itu juga preparasi contoh harus dilakukan
dilakukan terlebih dahulu untuk mengurangi penguapan dan penguraian larutan I2
saat preparasi.
Adapun fungsi penambahan KI,
adalah :
-
Iodium
sukar larut dalam air namun agak larut dalam larutan yang mengandung ion iodida
sehingga akan membentuk senyawa kompleks Tri iodida dengan iodida.
I₂
+ I⁻ →
I₃⁻
-
KI
berlebih ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan dan mengurangi penguapan
iodium. Hal ini dikarenakan titik penguapan I₂ lebih kecil dibandingkan dengan
KI maupun senyawa kompleks Iodin.
B.
Standarisasi
larutan I2
Standarisasi
adalah suatu usaha untuk menentukan konsentrasi suatu larutan standar dengan
tepat dengan menggunakan suatu bahan baku yang disebut bahan baku primer yang
diketahui konsentrasinya secara pasti.
Larutan
iod merupakan bahan baku sekunder yang konsentrasinya tidak pasti. Hal ini
dikarenakan larutan iod sendiri mudah terurai oleh cahaya dan mudah menguap.
Sehingga diperlukannya standarisasi iod untuk mengetahui secara pasti
konsentrasi nya. Larutan iod dapat di standarisasi dengan beberapa bahan baku
primer diantaranya adalah As₂O₃ dan Na₂S₂O₃.
Kali ini yang akan dibahas adalah proses standarisasi dengan menggunakan
bahan baku primer As2O3 :
Dasar:
Dalam
suasana netral atau sedikit alkalis (pH ±6,5 atau 7), Arsen Trioksida dapat dioksidasikan
dengan I₂.
Reaksi yang terjadi adalah reaksi reversible, akan tetapi dengan penambahan
Natrium Bikarbonat, Asam Iodida yang terbentuk akan cepat dihilangkan dari
larutan, sehingga reaksi akan bergeser dari kiri ke kanan. Dengan penambahan
indikator kanji, titik akhirnya dari tidak berwarna menjadibir muda seulas.
Reaksi:
As₂O₃ + 2H₂O + I₂ ↔ As₂O₅ + 4HI
HI
+ NaHCO₃ →
NaI + H₂O +
CO ₂
Cara Kerja:
- Ditimbang ±1,0 gram As₂O₃ dengan neraca.
- Dilarutkan
dengan air suling sedikit ke dalam labu ukur.
- Ditambahkan
±10 mL NaOH 4N sedikit demi sedikit sambil di bilas.
- Ditambahkan
±3,0 gram NaHCO₃ yang telah ditambahkan ke dalam labu ukur.
- Ditambahkan
indikator PP ke dalam labu ukur
- Dinetralkan
larutan dengan H₂SO₄ 4N hingga warna larutan merah muda seulas.
- Dihimpitkan
dan dihomogenkan.
- Dipipet
10 mL As₂O₃
- Dipindahkan
ke dalam erlenmeyer asah.
- Diencerkan
dengan air suling hingga volume ±100 mL.
- Ditambahkan
3-4 tetes indikator kanji dan dikocok.
- Dititar dengan larutan I₂ hingga TA (biru muda seulas). Dicatat dan dilakukan secara duplo.